Senin, 31 Oktober 2016

Tak akan mengganggumu

Satu.... dua.... tiga....
Sudah berapa malam kah aku tak bersama mu? Tak terhitung.
Setelah malam itu semuanya berubah. Tak ada lagi kabar, lelucon atau mimpi mimpi yang kau bisikan ketelingaku. Mungkin sekarang bukan aku yang kau jadikan tempat untuk menampung semua khayalmu, semua ceritamu, semua leluconmu. Aku tau, dia kan?
Hari hari terus berjalan, tak pernah terencanakan akan begini pada akhirnya sebab aku mencintaimu bagai tiada akhir dan mirisnya, sekarang kita sudah berakhir.
Kalau dulu, aku bermimpi bahwa kita akan bersama sampai rambut ini memutih entah kenapa mimpi itu pudar, seiring pudarnya bayangmu disini. Seiring nyatanya senyum bahagiamu saat bersama dia. Syukurlah, kau bahagia. Berbahagialah, aku tak akan mengganggumu.
Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, sampai sampai aku bisa mengikhlaskanmu. Hebat kan aku?
Perlahan nampun pasti, aku mulai bisa bernafas tanpamu, mulai terbiasa akan kesendirian ini, mulai terbiasa akan kemandirian ini. Hari hari baik mulai terlihat nyata didepanku, hari hari baik yang sebenarnya akan jauh lebih baik jika melewatinya bersamamu namun, sudahlah aku tak mau mengganggu. Bukankah begini sudah cukup baik? Kau bahagia dengannya dan aku bahagia dengan caraku sendiri.
Meski kadang, aku suka memperhatikan senyummu. Sekedar memastikan bahwa senyummu itu tulus, bahwa itu senyum bahagiamu walaupun aku tahu bukan aku penyebab kau tersenyum. Aku bahagia melihat mu bahagia. Dan itulah cara bahagiaku.



                           -dari aku, yang
                          bersemayam dimemori
                          ingatanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar