Selasa, 20 September 2016

mungkin kamu?

Berulang kali hampir ku coba membuka hati, sialnya hati ini menutup kembali dengan alasan takut terluka lagi.

Berulang kali ku coba jatuh cinta, namun kita semua tahu yang namanya 'jatuh' pasti sakit. dan kembali pada alasan yang sama, aku hanya takut terluka lagi, hanya takut salah pilih lagi.

Berulang kali ku coba memaafkan dan mengikhlaskan sang pembuat luka, namun gagal.

Berulang kali ku jatuh lagi, tersungkur lagi, sampai luka ini semakin parah.


"Aku butuh obat!" teriaku, dalam hati.


Seperti sulap, kamu datang. Iya kamu.


dulu tiga tahun digedung yang sama, kita disana. tapi tak ada cerita diantara kita disana.

Orang asing yang bermetamofosis menjadi.... tunggu, bolehkah aku menyebutmu sebagai penyembuh luka?


Namamu menjadi notif yang selalu kuharapkan ketika ponselku menyala.

Tersenyum, itulah yang aku selalu lakukan saat membaca pesan mu

Sampai larut malam kita bertukar pesan. membicarakan hal-hal yang sebenarnya sangat tidak penting untuk dibicarakan.

Aku tidak mengharapkan sebuah status diantara kita, aku hanya butuh kamu yang selalu tetap disini. jangan menjadi bagian dari mereka yang meninggalkanku. karna yang kubutuhkan itu kamu, sang penyembuh luka.




-Disela-sela kerumitan pr fisikaku
dan yang sedang memikirkanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar